KIMIA
“INDUSTRI TAHU”
Disusun
oleh :
1. Dewi Maghfiroh (XI MIPA 1/07)
2. Iim Fahimatul Amalia (XI MIPA 1/15)
3. Putri Fatimatuz zahroh (XI MIPA 1/24)
4. Rahmad Fiqih (XI MIPA 1/25)
5. Elena Deandra Asmara (XI MIPA 1/32)
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 3 LUMAJANG
Jl. Jend. Panjaitan No. 79 Lumajang
67312, Telp. (0334) 881057
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
JUDUL
Laporan Observasi Kimia Penerapan
Koloid Dalam Pembuatan Tahu
1.2
TANGGAL
DAN LOKASI OBSERVASI
Hari : Kamis
Tanggal : 9 April 2015
Tempat : Pabrik tahu
Pemilik : P. Sugiarto Notowibowo
Alamat : Jl. Citandui No.III
1.3 TUJUAN OBSERVASI
Tujuan diadakannya observasi ini yaitu untuk
mengetahui proses pembuatan tahu secara mendetail dan kaitannya dengan koloid.
1.4
DASAR
TEORI
Aplikasi Koloid Dalam Pembuatan Tahu
Tahu adalah makanan hasil olahan kacang kedelai yang
berasal dari China dan dikenal sebagai “keju Asia”. Tahu memiliki rasa yang
gurih dan lezat, selain rasanya yang lezat tahu juga memiliki manfaat bagi
kesehatan.
Pada tahu terdapat berbagai macam kandungan gizi,
seperti protein, lemak tak jenuh, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor,
vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin E, vitamin B12, kalium
dan kalsium. Dimana kualitas protein tahu hampir sama hebatnya dengan daging
dan susu. Tiap 100 gram tahu dapat mengandung sekitar 6 – 10 gram kandungan
protein yang memenuhi 18% kebutuhan tubuh akan protein. Saking banyaknya
kandungan gizi pada tahu,membuat tahu ini memiliki banyak khasiat bagi
kesehatan, misalnya mencegah penyakit jantung, meningkatkan produksi energi,
membantu pasien diabete dan penyakit ginjal.
Tahu
sebagai salah satu protein nabati ternyata merupakan sistem koloid. Koloid
merupakan sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel kecil dari suatu
zat yang disebut fase terdispersi dalam fase lainnya yang disebut medium
pendispersi. Baik fase terdispersi maupun medium pendispersinya dapat berupa
padat, cair, atau gas. Istilah koloid ini diambil dari kata bahasa Yunani yaitu
kolla, berarti "lem".
Koagulasi merupakan salah satu sifat
dari koloid. Partikel-partikel suatu koloid dapat mengalami penggumpalan
membentuk zat semi-padat. Partikel-partikel koloid tersebut bersifat stabil
karena memiliki muatan listrik sejenis. Apabila muatan listrik itu hilang, maka
partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan. Proses penggumpalan
partikel koloid dan pengendapannya disebut Koagulasi.
Dalam hal ini, koagulasi koloid
merupakan proses bergabungnya partikel-partikel koloid secara bersama membentuk
zat dengan massa yang lebih besar. Mencampurkan koloid dengan zat elektrolit
yang bermuatan berlawanan. Semakin besar muatan ion yang ditambahkan, semakin
efektif penggumpalannya. Jika suatu elektrolit ditambahkan ke dalam sistem
koloid, maka partikel-partikel koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion
positif (kation) dari elektrolit. Hal ini disebabkan karena partikel-partikel
koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion) dari elektrolit.
Hal ini menyebabkan partikel -partikel koloid tersebut dikelilingi oleh lapisan
kedua yang memiliki muatan berlawanan dengan muatan lapisan pertama. Apabila
jarak antara lapisan pertama dan kedua cukup dekat, maka muatan keduanya akan
hilang sehingga terjadi koagulasi. Contoh, emulsi sari kedelai pada proses
pembuatan tahu akan menggumpal jika ditambahkan batu tahu (CaSO4. 2H2O) atau
asam cuka (asam asetat).
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
HASIL
PENGAMATAN
·
Alat dan Bahan
Pembuatan Tahu
ü Alat : Cetakan, Besi, Kain sifon
(penyaring)
ü Bahan : Kedelai (bahan utama), Cuka karet
·
Proses pembuatan tahu
ü Penimbangan
bahan utama kedelai
ü Pencucian
kedelai hingga bersih
ü Perendaman
kedelai selama 10 menit
ü Penggilingan
kedelai hingga menjadi bubur kedelai
ü Perebusan bubur kedelai selama 5 menit dalam
suhu 100 derajat celcius
ü Pengendapan
sari-sari tahu yang telah direbus
ü Penambahan
cuka karet pada endapan tahu
ü Penyaringan
sari-sari tahu menggunakan kain sifon (filtrasi)
ü Pencetakan
tahu yang telah di saring
ü Pengirisan
tahu
ü pengemasan
tahu kedalam wadah ember
2.2
PEMBAHASAN
HASIL PENGAMATAN
Di
dalam proses pembuatan tahu terdapat sistem koloid (koagulasi), yakni pada
proses penambahan cuka karet (asam asetat). Penambahan cuka dalam proses
pembuatan tahu dilakukan setelah perebusan kedelai yang telah digiling, hal ini
akan menghasilkan gumpalan zat semi padat (Tahu) dari sari-sari kedelai yang
telah direbus tersebut. Pada dasarnya partikel partikel koloid di dalam proses
pembuatan tahu bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis,
akan tetapi penambahan cuka karet akan menghilangkan muatan listrik pada partikel
partikel tersebut, hilangnya muatan listrik itu akan mengakibatkan terbentuknya
gumpalan pembentuk tahu dari gabungan partikel koloid, proses penggumpalan partikel
koloid dan pengendapan inilah yang disebut Koagulasi (sifat koloid).
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1.
Proses pembuatan tahu terdiri atas
proses penimbangan, pencucian, perendaman, penggilingan, perebusan, penambahan
cuka karet, penyaringan, pencetakan, pengirisan dan pengemasan.
2.
Di dalam proses pembuatan tahu
terdapat sistem koloid (koagulasi) pada saat proses penambahan cuka karet.
3.
Penambahan cuka karet akan
menggumpalkan sari sari kedelai yang telah di rebus menjadi tahu, penggumpalan
inilah yang disebut koagulasi yang merupakan sifat dari koloid.
3.2 SARAN
Saat memulai observasi (wawancara) mulailah dengan berdoa
agar obsevasi (wawancara) bisa berjalan dengan lancar dan penuh hikmah, serta
lakukanlah kegiatan observasi (wawancara) dengan sopan santun. Dan setelah
melakukan observasi (wawancara) ucapkanlah terima kasih kepada narasumber yang
bersangkutan.
LAMPIRAN
(Foto
proses pembuatan tahu)
1.
pencucian
2. perendaman
3. penggilingan
4.
perebusan
5.
pengendapan
6. penambahan
cuka karet
7. penyarigan
8.
Pencetakan
9.
pengirisan
10.
pengemasan
Kelompok
4 beserta sekretaris (perwakilan pemilik industri tahu)
Kelompok
4 beserta sekretaris (perwakilan pemilik industri tahu)
0 komentar:
Posting Komentar